Senin, 01 Oktober 2012

PROSES KEPAWATAN/ NURSING PROCESS

Annyeonghaseo nan kang rae jin imnida.sekarang aq posting lagi...check it out.....

PROSES KEPERAWATAN


Proses keperawatan meliputi :
  • Pengkajian
  • Intervensi
  • Implementasi
  • Dokumentasi
Berikut uraian secara spesifik, moga bermanfaat..........

menurut (Effendy, 1995). Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan

nah dari pengertian saja kita sangat tahu kalu pengkajian itu adalah faktor utama dalam penegakan masalah. saya sangat setujudengan pendapat diatas karena dengan pengkajian semua masalah dapat terungkap baik secara alo anamnesa ataupun auto anamnesa.

Proses Keperawatan

Sebelum menyusun suatu asuhan keperawatan yang baik, kita harus memahami langkah langkah dari proses keperawatan. Proses perawatan merupakan suatu metode bagi perawat untuk Memberikan asuihan keperawatan kepada klien. Beberapa pengertian proses kaparawatan adalah sebagai berikut
Suatu metoda pemberian asuhan keperawatan yang sistematis dan rasional (Kozier, 1991)
Metoda pemberian asuhan keperawatan yang terorganisir dan sistematis, berfokus pada respon yang unik dari individu terhadap masalah kesehatan yang actual dan potensial (Rosalinda,1986)
Suatu aktifitas yang dinamika dan berkelanjutan yang meliputi interaksi perawat klien dan proses pemecahan masalah (Schultz dan Videbeck).
Proses keperawatan bukan hanya sekedar pendekatan sistematik dan terorganisir melalui enam langkah dalam mengenali masalah-masalah klien, namun merupakan suatu metode pemecahan masalah baik secara episodic maupun secara linier. Kemudian dapat dirumuskan diagnosa keparawatannya, dan cara pemecahan masalah.
Adapun karakteristik dari proses keperawatan antara lain:
Merupakan kerangka berpikirdalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien, keluarga, dan komunitas.
Bersifat teratur dan sistematis.
Bersifat saling bergantung satu dengan yang lain
Memberikan asuhan keperawatan secara individual
Klien menjadi pusat dan menghargai kekuatan klien
Dapat digunakan dalam keadaan apapun

Dalam proses keperawatan terdapat empat tahapan yaitu:
Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperwatan. Tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah klien. Data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, social, dan spiritual.
Kemampuan perawat yang diharapkan dalam melakukan pengkajian adalah mempunyai kesadaran / tilik diri , kemampuan mengobservasi dengan akurat, kemampuan berkomunikasi terapeutik dan senantiasa mampu berespon secara efektif.
Pada dasarnya tujuan pengkajian adalah mengumpulkan data objektif dan subjektif dari klien. Adapun data yang terkumpul mencakup klien, keluarga, masyarakat, lingkungan, atau kebudayaan. (Mc Farland & mc Farlane, 1997)
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan selama pengkajian antara lain:
Memahami secara keseluruhan situasi yang sedang dihadapi oleh klien dengan cara memperhatikan kondisi fisik, psikologi, emosi, sosialkultural, dan spiritual yagn bisa mempengaruhi status kesehatannya.
Mengumpulkan semua informasi yang bersangkutan dengan masa lalu, saat ini bahkan bahkan sesuatu yang berpotensi menjadi masalah bagi klien guna membuat suatu database yang lengkap. Data yang terkumpul berasal dari perawat-klien selama berinteraksi dan sumber yang lain. (Gordon, 1987;1994)
Sumber informasi sekunder meliputi anggota keluarga, orang yang berperan penting dan catatan kesehatan klien.
Metode pengumpulan data meliputi :
Melakukan interview/wawancara.
Riwayat kesehatan/keperawatan
Pemeriksaan fisik
Mengumpulkan data penunjang hasil laboratorium dan diagnostik lain serta catatan kesehatan (rekam medik)

Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah menganalisis data subjektif dan objektif untuk membuat diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan melibatkan proses berpikir kompleks tentang data yang dikumpulkan dari klien, keluarga, rekam medik, dan pemberi pelayanan kesehatan yang lain.
Diagnosa keperawatan adalah diagnosis yang dibuat oleh perawat profesional yang menggambarkan tanda dan gejala yang menunjukan masalah kesehatan yang dirasakan klien dimana perawat berdasarkan pendidikan dan pengalaman mampu menolong klien.
The North American Nursing Diagnosis Association (NANDA, 1992) mendefinisikan diagnosa keperawatan semacam keputusan klinik yang mencakup klien, keluarga, dan respon komunitas terhadap sesuatu yan berpotensi sebagai masalah kesehatan dalam proses kehidupan.
Dalam membuat diagnosa keperawatan dibutuhkan ketrampilan klinik yang baik, mencakup proses diagnosa keperawatan dan perumusan dalam pembuatan pernyataan keperawatan.
Proses diagnosa keperawatan dibagi menjadi kelompok interpretasi dan menjamin keakuratan diagnosa dari proses keperawatan itu sendiri. Perumusan pernyataan diagnosa keperawatan memiliki beberapa syarat yaitu mempunyai pengetahuan yang dapat membedakan antara sesuatu yang aktual, risiko, dan potensial dalam diagnosa keperawatan.
Tipe Diagnosa keperawatan
Ada tiga tipe diagnosa keperawatan menurut NANDA yaitu:
Diagnosa keperawatan actual, yaitu respon manusian terhadap kindisi kesehatan atau proses kehidupan yang didukung oleh sekelompok batasan karakteristik dan termasuk factor yang berhubungan (etiologi) yang mempunyai kontribusi terhadap perkembangan atau pemeliharaan kesehatan.
Diagnosa keperawatan resiko, yaitu menunjukanrespon manusia yang dapat timbul pada seseorang atau kelompok yang rentan dan ditunjang dengan factor resiko yang memberi konstribusi pada peningkatan kerentanan.
Diagnosa keperawatan kesejahteraan, yaitu menguraikan respon manusian terhadap tingkat kesehatan pada individu atau kelompok yang mempunyai potensi peningkatan derajat kesehatan lebih tinggi.
Perumusan masalah
Setelah perawat menyelesaikan pengkajian, perawat kemudian menyeleksi outkom menggunakan skala pengukuran dan pengidentifikasi rating yang diinginkan untuk bisa dicapai melalui intervensi.
Tujuan dalam criteria hasil akan memberikan petunjuk bagi perawat untuk menentukan tindakan keperawatan dan untuk meningkatkan evaluasi dari perawat. Tujuan seharusnya ditulis dalam terminology tingkah laku. Ini berarti kata kerja digunakan untuk menunjukan tujuan yang menggambarkan tingkah laku yang mungkin diobservasi dan harus mempunyai sedikit interpretasi. Tujuan harus realistic menggambarkan apa yang perawat ingin selesaikan dengan waktu yang spesifik. (Stuart dan Sundeen, 1995)
Intervensi
Rencana tindakan keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang dapat mencapai tiap tujuan khusus. Perencanaan keperawatan meliputi perumusan tujuan, tindakan, dan penilaian rangkaian asuhan keperawatan pada klien berdasarkan analisis pengkajian agar masalah kesehatan dan keperawatan klien dapat diatasi.
Rencana tindakan disesuaikan dengan standar asuhan keperawatan jiwa Indonesia atau standar asuhan keperawatan Amerika yang membagi karakteristik tindakan berupa: tindakan konseling, pendidikan kesehatan, perawatan mandiri dan aktifitas hidup sehari-hari, terapi modalitas keperawatan, perawatan berkelanjutan, tindakan kolaborasi (terapi somatic dan psikofarma). Pada dasarnya tindakan keperawatan terdiri dari tindakan observasi dan pengawasan, terapi perawatan, pendidikan kesehatan dan tindakan kolaborasi.
Implementasi
Implementasi adalah pengolahan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan (Effendi, 1995). Jenis tindakan pada implementasi ini terdiri dari tindakan mandiri, saling ketergantungan / kolaborasi, dan tindakan rujukan / ketergantungan.
Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan. Pada situasi nyata sering implementasi jauh berbeda dengan rencana. Hal ini terjadi karena parawat belun terbiasa menggunakan rencana tertulis dalam melaksanakan tindakan keperawatan. Yang biasa adalah rencana tidak tertulis yaitu apa yang dipikirkan, dirasakan, itu yang dilaksanakan. Hal ini sangat membahayakan klien dan perawat jika berakibat fatal, dan juga tidak memenuhi aspek legal.
Sebelum meleksanakan tindakan yang sudah direncanakan, perawat perlu memvalidasi dengan singkat apakah rencana tindakan masih sesuai dan dibutuhkan klien sesuai dengan kondisi saat ini. Perawat juga menilai diri sendiri, apakah mempunyai kemampuan interpersonal, intelektual, teknik sesuai dengan tindakan yang akan dilaksanakan
Evaluasi
Evaluasi mengacu kepada penilaian, tahapan, dan perbaikan. Pada tahap ini perawat menemukan penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat berhasil atau gagal.(Alfaro-LeFevre, 1994)
Perawat menemukan reaksi klien terhadap intervensi keperawatan yang telah diberikan dan menetapkan apa yang menjadi sasaran dari rencana keperawatan dapat diterima.Perencanaan merupakan dasar yang mendukung suatu evaluasi.
Menetapkan kembali informasi baru yang diberikan kepada klien untuk mengganti atau menghapus diagnosa keperawatan, tujuan, atau intervensi keperawatan.
Menentukan target dari suatu hasil yang ingin dicapai adalah keputusan bersama antara perawat dank lien (Yura & Walsh, 1988)
Evaluasi berfokus pada individu klien dan kelompok dari klien itu sendiri. Proses evaluasi memerlukan beberapa keterampilan dalam menetapkan rencana asuhan keperawatan., termasuk pengetahuan mengenai standar asuhan keperawatan, respon klien yang normal terhadap tindakan keperawatan, dan pengetahuan konsep teladan dari keperawatan.

 

Askep Pada Penderita Kandung Kemih

DEFINISI

Infeksi tractus urinarius adalah merupakan suatu keadaan dimana adanya suatu proses peradangan yang akut ataupun kronis dari ginjal ataupun saluran kemih yang mengenai pelvis ginjal, jaringan interstisial dan tubulus ginjal (pielonefritis), atau kandung kemih (Cystitis), dan urethra (uretritis)

Infeksi pada saluran kemih ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu :

1. Infeksi saluran kemih bagian atas : Pyelonefriti

2. Infeksi saluran kemih bagian bawah : Cystitis, Uretritis.

FAKTOR RESIKO
Pada umumnya faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan perkembangan infeksi saluran kemih adalah :
1. Wanita cenderung mudah terserang dibandingkan dengan laki-laki.
Faktor-faktor postulasi dari tingkat infeksi yang tinggi terdiri dari urethra dekat kepada rektum dan kurang proteksi sekresi prostat dibandingkan dengn pria.
2. Abnormalitas Struktural dan Fungsional
Mekanisme yang berhubungan termasuk stasis urine yang merupakan media untuk kultur bakteri, refluks urine yang infeksi lebih tinggi pada saluran kemih dan peningkatan tekanan hidrostatik.
Contoh : strikur,anomali ketidak sempurnaan hubungan uretero vesicalis
3. Obstruksi

Contoh : tumor, Hipertofi prostat, calculus, sebab-sebab iatrogenik

4. Gangguan inervasi kandung kemih

Contoh : Malformasi sum-sum tulang belakang kongenital, multiple sklerosis

5. Penyakit kronis
Contoh : Gout, DM, hipertensi, Penyakit Sickle cell.
6. Instrumentasi
Contoh : prosedur kateterisasi.
7. Penggunaan fenasetin secara terus menerus dan tidak pada tempatnya

ETIOLOGI

Organisme penyebab infeksi tractus urinarius yang paling sering ditemukan adalah Eschericia Coli, (80% kasus). E. Colli merupakan penghuni normal dari kolon. Organisme-organisme lain yang juga dapat menyebabkan infeksi saluran perkemihan adalah : Golongan Proteus, Klebsiela, Pseudomonas, enterokokus dan staphylokokus.

Askep Pada Keluarga

dibawah ini aku posting mengenai askep keluarga yg aku ambil di network......moga bermanfaat apalagi utk yg sekolah keperawatan kaya admin *.*

ASKEP KELUARGA

KELUARGA
adalah unit terkecil masyarakat, terdiri dari suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. (uu. No 10, 1992)
adalah kumpulan dua orang / lebih hidup bersama dg keterikatan aturan dan emosional, dan setiap individu punya peran masing-masing  (friedman 1998)
adalah unit terkecil masyarakat, terdiri dari suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. (uu. No 10, 1992)
adalah kumpulan dua orang / lebih hidup bersama dg keterikatan aturan dan emosional, dan setiap individu punya peran masing-masing  (friedman 1998)
Kesimpulan :
            - unit terkecil dari masy
            - dua orang / lebih
            - ikatan perkawinan dan            pertalian darah
            - hidup dalam satu rumah          tangga
            - asuhan kepala rt
            - berinteraksi
            - punya peran masing2
            - pertahankan suatu      budaya

CIRI-CIRI KLG :
  1. Diikat tali perkawinan
  2. Ada hub darah
  3. Ada ikatan batin
  4. Tanggung jawab masing –masing
  5. Ada penagmbil keputusan
  6. Kerjasama
  7. Interaksi
  8. Tinggal dalam suatu rumah

STRUKTUR :
1.  Struktur peran klg, formal dan informal
2.   Nilai/norma klg, norma yg diyakini oleh klg. Berhub. Dg kesehatan
3.  Pola komunikasi klg, bgm komunikasi ortu-anak, ayah ibu, & anggota lain
4.  Struktur kek. Klg, kemamp. Mempengaruhi dan mengendalikan orlain. U/ kesehatan 

CIRI –CIRI STRUKTUR KLG :
  1. Terorganisasi , bergantung satu sama lain
  2. Ada keterbatasan ,
  3. Perbedaan dan kekhususan, peran dan fungsi masing-masing

STRUKTUR KELUARGA (IKATAN DARAH) :
  1. Patrilineal, klg sedarah            terdiri sanak saudara     sedarah dlm beberapa   generasi , dimana hub.   Itu berasal dari jalur           ayah
  2. Matrilineal, klg sedarah           terdiri sanak saudara     sedarah dlm beberapa   generasi , dimana hub.   Itu berasal dari jalur           ibu
  3. Matrilokal, suami istri tinggal pada klg sedarah istri
  4. Patrilokal, suami istri tinggal pada klg sedarah suami
  5. Klg kawinan, hub. Suami istri sebagai dasar bagi pembinaan klg  dan sanak saudara baik dari pihak suami dan istri

PEMEGANG KEKUASAAN
Patriakal, dominan dipihak ayah
Matriakal, dominan di pihak ibu
Equalitarian , ayah dan ibu


PERANAN KELUARGA :
  1. Peranan ayah, pencari nafkah, prndidik, pelindung, rasa aman, sbg kk, anggota masy
  2. Peranan ibu, mengurus rt, pengasuh/pendidik  anak, pencari nafkah tambahan, anggota masy
  3. Peran anak, peran psikososial sesuai tk perkemb. Baik mental fisik sosial dan spiritual.

TYPE KELUARGA (SCR TRADISIONAL)
  1. Keluarga inti (nuclear family) terdiri: ayah , ibu dan anaknya dari keturunannya atau adopsi
  2. Keluarga besar (extended family) keluarga inti + anggota klg lain yg masih ada hub. Darah. (kakek, nenek , paman, bibi)

TYPE KELUARGA (SCR TRADISIONAL)
  1. Keluarga inti (nuclear family) terdiri: ayah , ibu dan anaknya dari keturunannya atau adopsi
  2. Keluarga besar (extended family) keluarga inti + anggota klg lain yg masih ada hub. Darah. (kakek, nenek , paman, bibi)

TUGAS PERKEMBANGAN SESUAI DENGAN  TAHAP PERKEMBANGAN  (DUVAL)
            (SOCIOLOGICAL PERSPECTIVE) 
  1. Keluarga baru menikah
            - membina hub. Intim
            - bina hub, dg klg lain: teman     dan       kelompok sosial
            - mendiskusikan rencana           punya anak
  1. Klg. Dg anak baru lahir
            - persiapan mjd ortu
            - adaptasi klg baru ,      interaksi klg, hub. Seksual
  1. Klg dg anak usia pra sekolah
            - memenuhi kebut. Anggota      klg : rumah,       rasa aman
            - membantu anak u/      bersosialisasi
            -  mempertahankan hub yg        sehat klg intern dan       luar
            - pembag tanggung jawab
            - kegiatan u/ sti,ulasi      perkemb. Anak
4. Klg dg anak usia sekolah
            - membantu sosialisasi anak dg lingk luar
            - mempertahankan keintiman     pasangan
            - memenuhi kebut. Yg   meningkat
5. Klg dg anak remaja
            - memberikan kebebasan seimbang       dan       bertanggug jawab
            - mempertahankan hub. Intim dg klg
            - komunikasi  terbuka : hindari,             debat,  permusuhan
            - persiapan perub. Sistem peran
6. Klg mulai melepas anak sebagai dewasa
            - perluas jar. Klg dari klg inti ke            extended
            - pertahnakan keintiman pasanagan
            - mabantu anak u/ mandiri sbg klg         baru
            - penataan kembali peran ortu
7. Klg usia pertengahan
            - pertahankan keseh. Individu dan         pasangan          usia pertengahan
            - hub. Serasi dan memuaskan dg           anak-   anaknya dan sebaya
            -  meningkatkan keakraban       pasangan
8. Keluarga usia tua
            - pertahankan suasana saling menyenangkan
            -adapatasi perubahan : kehil.pasangan,kek.      Fisik,penghasilan
            - pertahankan keakraban          pasangan
            - melakukan life review             masa lalu 
8. Keluarga usia tua
            - pertahankan suasana saling menyenangkan
            -adapatasi perubahan : kehil.pasangan,kek.      Fisik,penghasilan
            - pertahankan keakraban          pasangan
            - melakukan life review             masa lalu 

KELOMPOK KLG. DI INDONESIA
Berdasar sosek dan  kebut. Dasar
  1. PRASEJATERA,
            belum dpt memenuhi     kebut dasar minimal :
            pengajaran agama,        sandang,           papan, pangan,             kesehatan         atau klg            belum dapat             memenuhi         salah satu          /lebih    indikator ks tahap i 
  1. KELUARGA SEJAHTRA (KS I)
telah dapat memenuhi kebut. Dasar scr minimal, tetapi blm dapat sosial psikologis, pendidikan, kb, interaksi lingk.
            indikator :
            - ibadah sesuai agama
            - makan 2 kali sehari
            - pakain berbeda tiap    keperluan
            - lantai bukan tanah
            - kesehatan : anak sakit,            ber kb,             pus  dibawa      kesarana keseh.
    3. KS II
            indikator
            - belum dapat menabung
            - ibadah (anggota klg)   sesui agama
            - makan 2 kali sehari
            - pakaian berbeda
            - lantai bukan tanah
            - kesehatan  (idem)
            - daging/ telur minimal 1            kali       seminggu  
- Pakaian baru setahun sekali
- Luas lantai 8 m 2 per orang
- Sehat 3 bulan terakhir
- Anggota yg berumur 15 tahun keatas punya penghasilan tetap
- Umur 10 – 60 th dapat baca tulis
- Umur 7-15 th bersekolah
- Anak hidup 2 /lebih . Klg masih pus saat ini berkontrasepsi  

4. KS III
indikator :
-            belum berkontribusi pd             masyarakat
-            ibadah sesuai agama
-            pakain berbeda tiap      keprluan
-            lantai bukan tanah
-            kesehatan idem
-            anggota melaks. Ibadah…       
-            daging/telur seminggu    sekali
-            memperoleh pakaian baru  dalam satu th terakhir
-            luas lantai  8 m2 perorang
-            anggota klg sehat dalm 3           bl terakhir
-            klg berumur 15 th punya penghasilan     tetap
-            baca tulis latin 10 –60 th
-            usia 7-15 bersekolah
-            anak hidup 2/ lebih, pus saat ini ber kb
-         upaya meningk agama
-            klg punya tabungan
-            makan bersama sehari sekali
-            ikut keg. Masyarakat
-            rekreasi  6 bl sekali
-            informasi dari mass media
-            menggunakan  transportasi

5. KS TAHAP III PLUS
-         dpt memenuhi seluruh    kebutuhannya : dasar,   sosial,pengembangan, kontribusi pd masy.        
-         indikator ks iii + (ditambah)
-         memberikan sumb.        Secara teratur pd masy
-         aktif sbg pengurus         yayasan / panti
Indicator gakin :
-         Tak bisa makan 2 kali sehari atau lebih
-         Tdk daging/ikan /telur / minggu sekali
-         Tdk pakaian beda tiap aktifitas
-         Tdk pakain baru, satu stel /tahun
-         Lantai mayoritas tanah
-         Lantai kurang dari 8 meter persegi untuk setiap penghuni
-         Tdk ada anggota umur 15 tahun berpenghasilan tetap
-         Anak sakit/pus ingin kb tak mampu ke yankes
-         Anak 7-15 tahun tak berekolah

KESIMPULAN FUNGSI  DIATAS :
  1. Asih, kasih sayang , perhatian, rasa aman kegangatan pd anggota klg shg dapat tumbang sesuai usia
  2. Asuh, perawatan agar selalu sehat fisik mental spiritual
  3. Asah, kebut. Pendidikan anak, untuk masa depan
FUNGSI KLG :
  1. Afektif, mengajarkan segala sesuatu u/ persiapan klg berhub. Dg orlain.
  2. Sosialisasi mengembangkan + berkehidupan sosial sbl meninggalkan rumah
  3. Reproduksi, mempertahankan generasi, kelangsungan hidup
  4. Ekonomi, memenuhi kebut. Klg, meningkatk., penghasilan
  5. Peraw. Kesehatan, merupakan tugas klg mempertahankan keadaan sehat
  6. Pendidikan,
  7. Religius
  8. Rekreasi 

TUGAS KELUARGA DIBID. KESEHATAN (SBG. ETEOLOGI MASALAH)
  1. Mengenal masalah keseh. Klg
  2. Memutuskan tind keseh. Yg tepat bagi klg
  3. Merawat klg yg mengalami gangg keseh.
  4. Memodifikasi ling. U/ menjamin keseh. Klg
  5. Memanfaatkan fas. Yankes. Di sekitarnya

KELUARGA SBG SISTEM
klg merupakan sistem sosial yg terdiri kumpulan 2 /lebih yg punya peran sosial yg berbeda dengan ciri saling berhub. Dan tergantung antar individu
Alasan klg sbg sistem :
  1. Klg punya subsistem : anggota, fungsi, peran aturan , budaya
  2. Saling berhub dan ketergantungan
  3. Unit terkecil dari masy. Sbg suprasistem
Komponen sistem keluarga
  1. Input, anggota klg, struktur, fungsi, aturan, ling, budaya, agama
  2. Proses, proses pelaksanaan fungsi klg
  3. Out put, hasil berupa perilaku : sosial, agama, kesh,
  4. Feedback, pengontrol perilaku keluarga

KARAKTERISTIK KLG SEBAGAI SISTEM
  1. Sistem terbuka, sistem yg punya kesempatan dan mau menerima / memperhatikan lingk. Sekitar
  2. Sistem tertutup, kurang punya kesempatan, kurang mau menerima /memberi perhatian pada lingk. Sekitar

STANDAR PRAKTIK KLG PPNI :
  1. Standar praktik profesional
            stndar i : pengkajian
            standar ii : diagnosis
            standar iii : perencanaan
            standar iv : pelaks. Tind.
            standar v : evaluasi 
   2. Standar kinerja profesional
Standar i : jaminan mutu
Standar ii : pendidikan
Standar iii : penilaian prestasi
Standar iv : kesejawatan
Standar v : etik
Standar vi : kolaborasi
Standar vii ; riset
Standar ix : pemnafaatan sumber



PENDAHULUAN
            tujuan khusus adalah u/ mencapai kemampuan klg :
            1. Mengenal mas kes klg
            2. Memutuskan tindakan
            3. Melakukan tindakan
            4. Memelihara dan        memodifikasi    lingk.
            5. Memanfaatkan sumber daya             yg         ada (puskesmas, posyandu)
 
Tujuan khusus askep keluarga :
  1. Mengenal mas. Keseh. Klg
  2. Memmutuskan tind. Yg tepat u/ ngatasi mas. Keseh klg
  3. Melakukan tind. Peraw. Keseh. Pd anggota yg sakit sesuai kemampuan
  4. Memodifikasi lingk. Klg
  5. Memanfaatkan sumber daya di masy. : puskesmas, posyandu, …

ASKEP KELUARGA
  1. Pengkajian
  2. Diagnosis keperawatan
  3. Perencanaan
  4. Implementasi
  5. Evaluasi
PERAN DAN FUNGSI PERAWAT DALAM ASKEP KLG :
  1. Pemberi askep
  2. Sbg. Pendidik
  3. Advokat
  4. Koordinator
  5. Kolaborator
  6. Pembaharu
  7. Pengelola

PERSIAPAN :
  1. Menetapkan klg sasaran
  2. Buat jadwal kunjungan
  3. Siapkan perlengkapan lap.
            - family folder
            - maslah klien dan klg
            - phn kit
            - alat bantu penyuluhan
PENGKAJIAN :
Tahap yg perlu dilakukan :
1.      Bhsp
            - perkenalkan
            - jelaskan tujuan           kunjungan
2. Pengk. Awal : terfokus
3. Pengkajian lanjut (thp ke 2)
            pengkajian lengkap

PENGKAJIAN :
1.         Berkaitan dg keluarga
            - demografi,
            - lingk
            - struktur dan fungsi      keluarga
            - stress dan koping       keluarga
            - perkemb. Keluarga
2.   Berkaitan dg indiv sbg  anggota
            - fisik
            - mental
            - sosial
            - spiritual
            - emosi

DIAGNOSIS :
Berdasar “ nanda “
  1. Gg. Proses klg
  2. Gg. Pemeliharaan kesehatan
  3. Nutrisi kurang /lebih
  4. Gg. Peran
  5. Pola eliminasi
  6. Sanitasi kurang
  7. Duka berkepanjangan
  8. Konflik pengamb. Keput
  9. Koping klg inadekuat
  10. Gg. Manaj. Pemeliharaan rumah
  11. Hambatan interaksi
  12. Kurang penget.
  13. Resiko [perub peran
  14. Resiko trauma
  15. Resiko pk
  16. Ketidak berdayaan
  17. Isolasi sosial
  18. Dll



SCORING :
Diag. Kep (baylon –maglaya)
Prioritas diranking
Contoh :
“ resiko jatuh lansia di klg bapak rr b/d. Ketidakmamp[uan menyediakan lingk. Aman”

DIAGNOSIS
PERENCANAAN
PELAKSANAAN
EVALUASI  (LIHAT DI FORMAT)

DAFTAR DIAGNOSIS KEP KLG NANDA:
A. Lingkungan
  1. Kerusakan penatalaksanaan rumah (kebersihan)
  2. Resiko cedera
  3. Resiko infeksi
B. Struktur komunikasi
  1. Kerusakan komunikasi
C. Struktur peran
  1. Isolasi sosial
  2. Perub. Dlm proses klg (ada yg sakit)
  3. Berduka disfungsional
  4. Potensial pening mjd ortu
  5. Perub penamp. Peran
  6. Gangg. Citra tubuh
D. Afektif
  1. Resiko tindakan kekerasan
  2. Perub proses keluarga
  3. Koping klg tak efektif 
E. Sosial
  1. Perilaku mencari bant. Kes
  2. Konflik peran ortu
  3. Perub pertukem
  4. Perub pemel. Kesh
  5. Kurang penget
  6. Isolasi sos
  7. Ketidak patuhan
  8. Gangg identitas pribadi 
F. Fungsi perawat klg
  1. Perilaku mencari pertol kesh
  2. Ketidak efektifan penatalaks. Terapeutik klg
  3. Resiko penyebaran infeksi  
G. Strategi  koping
  1. Potensial peningk koping klg
  2. Koping klg tak efektif
  3. Resiko tindakan kekerasan  

    CONTOH FORMAT ASKEP KELUARGA

    ASKEP KELUARGA (contoh format)
    BY : WS
    A. Pengkajian
    I. Data Umum
    1.Nama kk : Bapak KR (70 Th)
    2.Alamat : Rowoasri , RT 2 , RW 7 , Rowokangkung , Lumajang
    3.Pekerjaan kk : Tani
    4.Pendidikan kk : SD
    5.KOMPOSISI KELUARGA
    No
    Nama
    Jk
    Hub dg KK
    Umur
    Pendidikan
    Pekerjaan
    Status kes
    1
    Ny. Ab
    P
    Istri ke 3
    36
    Smp
    Ibu RT
    Sehat
    2
    Ac
    L
    Anak
    17
    Smp
    Masih sekolah
    Sehat
    3
    Har
    P
    Anak
    11
    Sd
    Masih sekolah
    Sehat
    4
    Za
    L
    Anak
    4
    Belum sekolah
    -
    Sehat
    Immunisasi
    Lengkap +
    Genogram (lihat cara membuat genogram )
    Aturan : lebih tua sebelah kiri , umur anggota klg ditulis pada simbol laki-laki atau perempuan,tahun dan penyebab kematian ditulis disebelah simbol laki-laki atau perempuan
    35
    25



    LAKI PEREMPUAN SERUMAH
    MENIKAH
    CERAI
    ANAK KANDUNG
    PISAH
    KLIEN
    ANAK KEMBAR
    KLIEN
    ANAK ANGKAT
    MENINGGAL
    ABORSI
    6. type keluarga : keluarga inti
    7.suku : jawa
    8. Agama : islam
    9.status social : Rp. 500.000,- per bulan . menurut keluaarga tidak cukup
    10. rekreasi : menonton televisi, silaturohmi keluarga, kadang rekreasi di tempat terbuka
    II. Riwayat Tahap Perkembangan
    1. tahap perkemb.klg : keluarga dg anak usia remaja
    2. tahap klg yang belum terpenuhi : tidak ada ug belum terpenuhi, namun tugas klg yg belum dapat dicapai saat ini adalah memberi figur yg baik bagi anakl remaja.
    3. riwayat kesehatan keluarga : tdk ada peny keturunan, P. KR terkena bronkhitis kronik,
    Sering kumat berobat ke dr swasta, bu KR sehat , pak
    KR perokok, 1-2 batang perhari, anak tertua perokok
    Juga ,
    4. Riwayat kesehatan klg sebelumnya : 2 tahun sudah didiagnosis Bronkhitis kronik
    III. Keadaan Lingkungan
    1. Karakterisitik rumah :
    luas rumah lebar 4 M , panjang 12 M , terdiri 2 kamar tidur, 1 musholla
    1 km mandi dan wc ( tidak adaSeptik Thank) , ruang tamu, dan dapurnya memanfaatkan pojok
    Dari lorong,
    - type bangunan : lantai dari plester
    - ventilasi : sinar matahari kurang masuk, jendela hanya 1 (0,75 x 1,2 M)
    Jendela kamar tak ada karena mepet dg tetangga
    - kebersihan ruang : banyak barang numpuk tak teratur , masak dg kayu bakar
    - sumber air : dari PAM
    - denah rumah
    Dapur
    Ruang tamu
    2. Karakteristik komunitas
    Tetangga membantu berobat ke dokter praktik
    Tengga dan sekitarnya peduli pada kesehatan pak KR
    3. Interaksi dengan komunitas ]
    Pengajian aktif, aktif kuimpul di masyarakat
    4. Sistem pendukung keluarga
    Yg merawat pak KR hanya istrinya saja, biaya minim, jarak rumah dengan puskesmas 500 meter, oleh karena sekarang lebih banyak berobat ke tabib
    IV. Struktur Keluarga
    1. Pola Komunikasi Keluarga
    Musyawaroh, tapi kadang pak KR suka marah pada anaknya jika tidak patuh
    2. Struktur Peran
    Pak KR merasa tetap sebagai kepala keluarga dan ber TJ, meskipun sekarang sakit , bu KR menjual kerupuk untuk menopang kekurangan kebutuhan 15 .000/ perhari
    3. Norma Keluarga
    Menyesuaikan dengan nilai agama yg dianut dan norma yg ada, percaya penyakitnya bisa di obati, dan penyakitnya tidak ada hubunganny dengan guna-guna.
    V. Fungsi Keluarga
    1. Fungsi Afektif
    Pak Kr sering menegur anaknya jika diperingatklan ibunya tidak mau, saling menghormati antar anggota keluarga,
    2. Fungsi Sosial
    Keluarga mengajarkan agar berperilaku yang baik dengan tetannggga dan lingk. Sekitar , hidu berdampingna dan merasa tentram.
    3. Fungsi Keperawatan Kesehatan
    Jika sakit mencari bantuan ke pelayanan kesehatan terdekat, yang merawat pak KR saat ini bu KR, pemanfaatan yankes masih kurang karena pak KR tidak emmeiliki penghasilan tetap.
    4. Fungsi reproduksi
    Tidak ingin punya anak lagi, tidak ikut KB, hubungan suami istri masih, tetapi jarang sekali.
    5. Fungsi Ekonomi
    Penghasilannya tak menentu apalagi pak KR yang sakit, saat ini keluarga dicukupi dari penghasilan yang lain.
    VI. Stress Dan Koping Keluarga
    1. Stressor yang dimiliki
    Sejak 6bulan yg lalu, sakit bronkhitisnya kumat, dan tidak dapat bekerja lagi, anak-anaknya butuh biaya u/ sekolah
    2. Kemampuan keluarga Berespon thd stressor
    Pasrah padak ondisiny sekarang, dianggap sebagai cobaaan dan berharap anak tertuanya bekerja lebih giat u/kebut. Keluarga
    3. Strategi Koping yang dilakukan
    Keluarga menerima ini apa adanya dan selalu melibatkan anak teruanya u/ pengambilan kepeutusan
    4. Strategi adaptasi yang disfungsi
    Sering marah pada anak tertuanya jika merokok terus dan dianjurkan mencari alternatif pengobatan lain.
    VII. Pemeriksaan fisik
    Sasaran terutama pada yang mempunyai maslah kesehatan (sakit) dengan metode Head to toe
    VIII. Harapan Keluarga
    Berharapmendapat bantuan seperti yang dikatakan oleh tetangganya , yaitu kartu sehat sehingga dapat berobat secara rutin di Puskesmas.
    B. Diagnosis Keperawatan Keluarga
    1. Analisa Data
    Data (sign- symptom)
    Masalah (P)
    Penyebab (E)
    Data subyek
    - pak KR terkena Bronkhitis kronik sejak 2 tahun
    - sejak 6 bulan kumat shg di rumah saja
    Data obyektif
    - lingkungan rumah kurang sehat : barang bertumpuk-tumpuk ,kotor , ventilasi kurang dll
    - Hasilpmx fisik : …………………..
    Resiko serangan berulang pada
    P. KR
    Lingk. Yg tidak adekuat
    5 tugas
    2. Rumusan Diagnosis Keperawatan
    Resiko tinggi serangan berulang yang dialami oleh pak KR b/d ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan atau (eteologi yang lain) ketidakmampuan keluarga merawat pakKR yang sedang saklit.
    P (NANDA) yang b/d E (ketidakmampuan keluarga – sesuai 5 TUGAS KELUARGA) ,
    sign /symptom takperlu ditulislagi
    NO
    KRITERIA
    SKOR

    BOBOT

    JUML
    1
    2
    3
    4
    SIFAT MASALAH
    SKALA :
    - TIDAK/KURANG SEHAT
    - ANCAMAN
    - KEADAAN SEJAHTERA
    KEMUNGK. MAS DAPAT DIUBAH :
    - MUDAH
    - SEBAGIAN
    - TIDAK DAPAT
    POTENSI MAS. U/ DICEGAH
    - TINGGI
    - CUKUP
    - RENDAH
    MENONJOLNYA MASALAH
    - BERAT, SEGERA
    - ADA MASALAH TAPI TAK perlu SEGERA ditangani
    - MASALAH TAK DIRASAKAN
    3
    2
    1
    2
    1
    0
    3
    2
    1
    2
    1
    0
    1
    2
    1
    1
    ?
    ?
    ?
    ?
    PENENTUAN PRIORITAS SESUAI DENGAN SKALA :
  4. KRITERIA PERTAMA, PRIORITAS UTAMA PADA : TIDAK/ KURANG SEHAT KARENA PERLU TINDAKAN SEGERA
  5. KRITERIA KEDUA, MENGACU PD :
- PENGET DAN TEHNOLOGI U/ MENGATASI MAS KLG
- SUMBER DAYA KLG FISIK , KEUANGAN, TENAGA
- SUMEBR DAYA PERAWAT, : KAP (PENGET, AFEKTIF DAN PSIKOMOTOR)
- SUMBER DAYA LINGK. : FASILITAS, ORGANISASI, DAN DUKUNGAN
  1. KRITERIA KETIGA
- KEPELIKAN MASALAH
- LAMANYA MASALAH
- TINDAKAN YG SEDANG DIJALANKAN
- KELOMPOK YG BERESIKO U/ DICEGAH AGAR TIDAK AKTUAL DAN PARAH
  1. KRITERIA KEEMPAT, PERSEPSI KLG THD MASALAHNYA
3. skoring penentuan prioritas DX keperawatan keluarga
contoh : RESIKO JATUH LANSIA DI KLG BAPAK Rr BD. KETIDAKMAMP[UAN MENYEDIAKAN LINGK. AMAN
No dx
Kriteria
Skor
Pembenaran
4. prioritas dx keperawatan
Prioritas
Dx kep
Skor
1
RESIKO JATUH LANSIA DI KLG BAPAK Rr BD. KETIDAKMAMP[UAN MENYEDIAKAN LINGK. AMAN
3 1/3
2
2 ½
3 dst
2 , DST
Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga
Nama KK : KR
Alamat : kd. Jajang
NO DX
TUJUAN
KRITERIA
STANDAR
INTERVENSI
1
Setelah dilakukan tindkep. Tidak tjd resiko serangan berulang pada pak KR selama di rumah
(boleh jangka pendek dan jk panjang )
KAP
Pengetahuan
Sikap
Psikomotor
Penget :
keluarga dapat menyebutkan …..
sikap :
klg mampu memutuskan u/menyediakan sarana yg aman …
psikomotor :
keluarga memodifikasi lingkungan sehat
Rencana tindakan (intervensi):
1. mendiskusikan ……..
2. menjelaskan ………
3. mengajarkan ……
4. bersama keluarga ………
5. dll
D. Implementasi dan evaluasi
Implementasi
Tanggal dan waktu
No dx
Implementasi
1 januari 2006
1
…………..
Rencana kegiatan pada askep keluarga yang berhub dg penkes memerlukan SAP
Format evaluasi formatif
Tanggal dan waktu
No dx
Evaluasi
1 januari 2006
1
S. klg mengatakkan bahwa masihkurang mengerti tentang …….
O. klg dapat menjawab pertanyaan ……,belum bisamenjawab pertanyaan tentang ……..
A. implementasi yg dilaks.dg metode cermah belum dimengertioleh klg , perlu metode lain….
P. berikan pendidikan ulang , dg metode lain….
Format evaluasi sumatif
Tanggal dan waktu
No dx
Evaluasi
1 januari 2006
1
S. klg mengatakkan bahwa masihkurang mengerti tentang …….
O. klg dapat menjawab pertanyaan ……,belum bisamenjawab pertanyaan tentang ……..
A. masalah belum teratasi
P. lanjutkan intervensi ,perlu bantuan LSM yang peduli akan kesehatan